BAB
I
LATAR
BELAKANG
Secara terminologi, penciptaan alam dapat dipahami
sebagai sebuah peristiwa ketika alam semesta atau jagat raya dan segala isinya
ini muncul dan mengad. Berbicara tentang alam semesta,
tentu saja di dalam benak kita sebagai manusia biasa timbul sebuah pertanyaan
bagaimanakah alam semesta yang begitu besar dan luas tak bertepi ini berawal,
kemana ia menuju bagaimana hukum yang menjaga tatanan dan keseimbangannya
bekerja. Alam semesta itu ada seperti yang kita ketahui sekarang ini bukanlah
tanpa suatu proses, akan tetapi alam semesta ini ada karena tercipta dan
melalui proses yang begitu panjang.
Terbentuknya alam semesta menjadi teka-teki yang
menyibukkan bagi umat manusia. Sejauh perkembangan teori terbentuknya alam
semesta, belum ada yang dapat membuktikan secara empirik kebenarannya. Hal ini
dikarenakan manusia adalah hal nisbi bagi alam raya. Manusia adalah sesuatu
yang sangat baru di alam raya. Maka walaupun manusia dengan susah payah mencari-cari bagaimana terbentuknya
alam semesta sering terhalang
keterbatasan pandangannya. Keterbatasan pandangan ini sangat
terikat dengan pengetahuan apriori yang dimiliki manusia. Hal ini menyebabkan bahwa pandangan tentang alam raya
sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.
Kemajuan cara berpikir manusia membuat para ilmuwan
merumuskan teori mengenai terbentuknya alam semesta. Bagaimana konsepsi para ilmuwan tentang penciptaan alam semesta? Konsepsi itu berubah-ubah
sepanjang sejarah, bergantungpada tingkat kecanggihan alat-alat dan sarana
observasinya, dan bergantung pada tingkat kemajuan fisika itu sendiri.
Kita telah banyak mengetahui bahwa terdapat banyak teori
yang berkembang mengenai pembentukan atau proses terciptanya alam semesta ini.
Selama ratusan tahun para ilmuwan dan pemikir telah melakukan banyak penelitian
tentang bagaimana terciptanya alam semesta ini dan hanya memunculkan sedikit
sekali teori. Gagasan yang umum di abad ke-19 adalah gagasan para kaum
materialis, yang menyatakan alam semesta ini merupakan kumpulan materi
dengan ukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada
selamanya seperti sedia kala yaitu tetap tidak berubah sama sekali.
Selain menetapkan dasar berpijak bagi faham materialis bahwa alam semesta ini
adalah tidak berawal dan tidak berakhir, pandangan ini juga menolak keberadaan
sang pencipta (Allah).
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOSMOLOGI,
ILMU ALAM SEMSETA
Istilah
kosmologi berasal dari bahasa Yunani kosmos yang dipakai oleh Pythagoras
(580-500 SM) untuk melukiskan keteraturan dan harmoni pergerakan benda-benda
langit. Istilah ini dipakai lagi dalam pembagian filsafat Christian Wolff
(1679-1754). Kosmologi adalah Ilmu Alam Semesta adalah ilmu
pengetahuan tentang kosmos (cosmos)
atau universe. Istilah universe ditujukan kepada segenap pangada atau segenap
yang ada, yang tercipta mulai dari atom, molekul, batu metal, gas, tumbuhan,
binatang, sistem solar (Matahari) dan segala yang ada lainnya.
Dalam penggunaan modern oleh para ilmuwan, kosmologi adalah
cabang ilmu pengetahuan yang berupaya memahami struktur ruang-waktu dan
komposisi alam semesta skala besar dengan menggunakan metode ilmu pengetahuan
alam. Ini berarti kosmologi memanfaatkan pengamatan rinci untuk memperoleh data
dan memanfaatkan teori-teori fisika untuk menafsirkan data tersebut, serta
mempergunakan penalaran matematika atau penalaran logika lainnya yang
terkandung dalam teori-teori tersebut untuk memperoleh pengetahuan lengkap
mengenai alam semesta fisik.
Kosmologi bukan astronomi yang membagi-bagi seluruh alam
semesta menjadi galaksi, bintang, planet, bulan, lalu menelaahnya satu demi
satu. Kosmologi memadukan semua cabang dan ranting pohon ilmu pengetahuan untuk
memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai alam semesta. Kosmologi menelaah
ruang dan waktu, menyelidiki asal-usul semua materi pengisi alam, mempelajari
peristiwa kosmis penting, termasuk asal mula kehidupan dan kemungkinan
perkembangan kecerdasan. Masalah yang dihadapi para kosmolog modern adalah
mempersatukan sifat-sifat alam semesta teramati untuk memperoleh model-model
alam semesta yang akan mendefinisikan struktur dan evolusinya. Model alam
semesta menjadi sarana yang dibangun manusia untuk memperoleh gambaran mengenai
alam semesta yang demikian luas. Model ini dibentuk dengan bertumpu pada data
empiris dan teori-teori fisika. Model alam semesta pun senantiasa diujikan.
Hasil-hasil amatan baru atau teori-teori baru akan mengubah model alam semesta
dari waktu ke waktu.
Dalam mempelajari ilmu lingkungan,
yakni ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang kita pelajari dalam
kehidupan, istilah lingkungan secara khusus mendalami seluk beluk lingkungan
hidup di mana manusia berada. Ilmu lingkungan juga disebut envirologi (Soerjani
1994) atau enviromental science yang dalam Chiras (1991) lebih dikhususkan lagi
dengan subjudul:Action for a sustainable
future.
B. TEORI
TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
Teori tentang terbentuknya alam semesta terlah terjadi
perhatian para astronom sejak lama. Hal ini diungkapkan melalui apa yang
diketahui tentang ruang angkasa, bintang, galaksi, nebula, komet, planet dan
sebagainnya. Sampai saat ini ada dua teori yang mencoba menerangkan bagaimana
alam semesta terbentuk.
1. Teori
“Big-Bang”
Alam
Semesta sangat luas dan tak ada seorangpun yang mengetahui secara pasti berapa
luas alam semesta ini,orang orang dulu mengira Alam semesta ada dengan
sendirinya dan akan tetap ada sampai kapanpun, pendapat ini sangat salah dengan
ilmu pengetahuan modern saat ini. Banyak Teori yang berkembang tentang Alam
Semesta,ada yang menyebutkan ada dengan sendirinya, ada yang menyebutkan
terjadi karena ledakan dahysat dan berbagai Teori lainnya, namun saat ini yang
paling banyak disepakati adalah teori big bang, teori ini berdasarkan kajian
kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta. Teori Big Bang menjadi Teori yang
mendekati kebenaran berdasarkan Sains dan Teknologi, bahkan para ilmuwan
menyepakati bersama bahwa Teori terbentuknya alam semesta yakni Teori Big Bang.
Teori Big
Bang (terjemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar) dalam kosmologi
adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan
bentuk awal dari alam semesta. Menurut teori ini, alam semesta semual berwujud
sebagai gumpalan sangat padat dan besar dari sekelompok atom. Gumpalan ini
meledak yang menghasilkan panas sampai 100 miliar Celcius, dan dari ledakan
inilah terbentuknya berbagai maca kosmos, benda alam. Teori ini menyatakan
bahwa alam semesta ini terbentuk dari ledakan mahadahsyat yang terjadi sekitar
13.700 juta tahun lalu. Ledakan ini melontarkan materi dalam jumlah sangat
besar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi ini kemudian yang kemudian
mengisi alam semesta ini dalam bentuk bintang, planet, debu kosmis,
asteroid/meteor, energi, dan partikel lainnya dialam semesta ini.
Pada tahun
1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan
bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi
yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi
ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang
’seharusnya ada’ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti
bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja.
Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari
satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa.
Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari
tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel
untuk penemuan mereka.
Pada tahun
1989, NASA mengirimkan satelit COBE (Cosmic Background Explorer). COBE ke ruang
angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8
menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah
menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam
semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa,
penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
Bukti
penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam
semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa
peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan
jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah
habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti
meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah.
Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal
muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah
Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.
2. Teori
Steady State
Teori
steady state atau teori pemantapan kelangsungan yang menyatakan bahwa unsur
atom baru masih akan membentuk secara terus menerus di alam semesta. Unsur ini
sebagai debu mengalami gerakan melingkar berputar-putar sampai terbentuknya
galaksi baru. Jadi alam semesta terus menerus akan mengalami pembentukannya
sepanjang masa, sehingga teori ini mempercayai bahwa alam semesta sekarang ini
sama halnya dengan jutaan tahun yang lewat, dan akan sama keadaanya jutaan
tahun yang akan datang. Oleh karena itu pengikut teori ini tidak mempercayai
akan berakhirnya alam semesta. Para astronom akan tetap mempelajari lebih
lanjut dan akan menghasilkan teori baru tentang terbentuknya alam semesta
(kosmogenesis) (Ronan dalam Anon 1973). Pada akhirnya teori ini mempercayai
bahwa segala sesuatu di alam semesta mengalami tatanan atau hukum alam yang
pasti sehingga akan terjadi kelangsungan dinamika keadaan alam sesuai dengan
kehendak Tuhan yang menciptakannya. Manusia berkewajiban dengan rasio dan
intuisi (kata hati) untuk mengikuti dengan kearifan dan keikhlasan akan adanya
segenap kenyataan yang dihadapi dengan pendekatan nisbi atau relatif.
Pada
pertengahan abad ke-20 seorang materialis, astronom terkemuka asal Inggris Fred
Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut dengan teori “Steady State” yang
mirip dengan teori alam semesta tetap abad ke-19. Teori ini menyatakan bahwa
alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa, tujuannya adalah
untuk mempertahankan faham materialis.
Menurur
H. Bondi, T. Gold, and F. Hoyle mengatakan bahwa alam semesta tidak ada
awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu terlihat tetap
seperti sekarang. Materi secara terus menerus datang berbentuk atom-atom
hidrogen dalam angkasa (space) yang membentuk galaksi baru dan mengganti
galaksi lama yang bergerak menjahui kita dalam ekspansinya. Materialisme adalah sistem pemikiran yang
meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak
keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat
penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam
bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.
C. ALAM
MIKRO
Menurut teori terbentuknya alam semesta, bermiliar tahun
yang lewat, alam semesta mulai mendingin, sehingga terbentuklah secara mantap
berbagai atom seperti yang dikenal pada saat ini. Atom merupakan unsur dasar
yang hakiki dari segenap pengada. Inti atom adalah nukleus yang terdiri atas
proton dan neutron yang dikelilingi oleh elektron yang beredar secara tetap dan
teratur di sekeliling nekleus.
Unsur atom yang ada adalah hidrogen dan helium. Dalam
evolusinya berbagai gerakan atom yang anorganik akan menghasilkan molekul
anorganik, untuk kemudian membentuk molekul yang lebih besar (liposom atau
lemak, protein dan karbohidrat) sampai terbentuknya protosel dan sel organik
pertama dalam alam kehidupan. Selanjutnya dalam evolusi berikutnya terbentuk
molekul dalam susunan protoplasma yang merupakan sel dalam pembentukan jaringan
dari sistem organ individu makhluk hidup. Bakteri merupakan mikroba pertama
yang terbentuk 3.7 miliar tahun yang lewat.
D. ALAM
MAKRO
Alam
makro adalah pengenalan pengada yang kasat mata. Sebelum terbentuknya jenis
makhluk hidup yang berwujud individu, baik flora, fauna, mikroba, dan manusia,
dengan kasat mata daat di lihat adanya jaringan, seperti phloem dan xylem
sebagai jaringan dari flora, jaringan deging atau jaringan tulang sebagai
bagian dari hewan. Makhluk hidup yang kasat mata mulai dari individu (undivided) artinya tidak dapat di bagi
– bagi karena merupakan suatu keutuhan suatu jenis.
1. Ekosfer
Ekosfer adalah bulatan planet (Bumi) yang di tempati atau
di huni oleh makhluk hidup dalam rumah tangganya (oikos).
Kehidupan seperti yang kita kenal di bumi ini (ekosfer)
menurut teori adalah di wilayah 0,93 – 1,01 UA (unit astronomi atau jarak
antara Matahari dan Bumi). Menurut kasting dkk (1988; 49), “teori baru”
memperkirakan wilayah kehidupan berada pada jarak 0,95 – 1,5 UA, jadi kehidupan
mungkin masih menjakau Planet Mars.
Menurut hipotesis Gaia (Dewi Bumi) dari James Lovelock
(dalam Odum 1983; 24 – 26) antara Bumi dan kehidupan di Bumi berlangsung proses
saling pengaruh – mempengaruhi antara
yang hidup dan nirhidup sehingga bumi dapat mendukung kehidupan karena pengaruh
seluruh kehidupan itu sendiri. Andai kata kehidupan itu tidak ada, Bumi akan
gersang, suhunya akan tinggi sekali (= kandunga juga tinggi (98%) sedang kadar sangat rendah, demikian juga nitrogen (hanya
1,9%).
Tabel 1. Perbandingan
kondisi atmosfer dan suhu Mars, Venus, dan Bumi (dengan dan tanpa kehidupan).
Kandungan
atmosfer
|
Mars
|
Venus
|
Bumi tanpa kehidupan
|
Bumi dengan kehidupan sekarang
|
Suhu permukaan C
|
95%
2,7%
0,13%
-53
|
98%
1,9%
sedikit
477
|
98%
1,9%
sedikit
250 + 50
|
0,03%
79%
21%
13
|
Sumber : Odum 1983 : 24
– 26.
Dengan adanya kehidupan, akan terserap dalam proses fotosintesis,
sehingga kadarnya tinggal 0,03% dan terlepas sehingga di udara kadarnya naik
menjadi 21%. Hipotesis Gaia ini juga menekankan pentingnya peranan jasad renik
(mikroba) yang tergolong dalam saprovor,
yang hidup di antara bahan organik dari makhluk hidup yang mati (daun yang
gugur, dsb) dan berfungsi sebagai saprofag
(pemakan) sisa makhluk hidup (bangkai, sisa makanan, dsb) sehingga terjadi peruraian yang
menghasilkan bahan anorganik kembali walaupun biota pemakan sisa ini (cacing,
jamur, mikroba, insekta tanah dan sebagainya) sering kali secara salah satu di
sebut “pengurai”. Jadi kehidupan mengalami daur (siklus / ) kembali pada
tumbuhan autotrof yang memerlukan bahan anorganik dalam proses metabolisme.
Kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi (misalnya di
Mars maupun planet lain) dapat dipertimbangkan berdasarkan sifat keadaan
(suhu, dan seterusnya) seperti terlihat pada Tabel 1.
Oleh karenanya kalau benar kemudian terdapat kehidupan di planet mars, di
perkirakan wujud dan sifat kehidupan mungkin sekali akan lain dengan kehidupan
di bumi.
Kehidupan yang kita kenal di ekosfer ini di dukung oleh
wilayah tumpang – tindih antara litosfer, hidrosfer, dan atmosfer seperti di
terangkan pada Bab 2. Dari fenomena ini terlihat bahwa kehidupan sebenarnya di
mulai terlebih dahulu tanpa atau sebelum kehadiran manusia.
2. Ekosistem
Di dalam ekosfer pengada yang mendukung kehidupan adalah
satuan – satuan ekosistem, yakni segenap unsur dalam sistem yang mendukung
rumah tangga makhluk hidup. Jadi dalam ekosistem tercakup unsur makhluk hidup
dan keseluruhan penyangganya yakni ruang, benda, tanah, air, atmosfer, atau
segala pengada baik biota maupun abiota berada dalam hubungan integratif yang
memungkinkan kelangsungan kehidupan secara keseluruhan.
Pengertian tentang kehidupan dalam ekosistem telah sangat
menarik perhatian karena eratnya hubungan anatara makna hidup – mati yang
merupakan ciri makhluk hidup dengan pengada nirhidup yang memang tidak hidup, jadi
yang nirhidup ini tidak mengalami
kematian. Antara keduanya terlihat adanya wilayah/batas peralihan (border line).
3. Konunitas,
masyarakat makhluk hidup
Dalam ekosistem, makhluk hidup baik flora, fauna maupun
mikroba di kelompokkan dalam komunitas sebagai masyarakat makhluk hidup.
Segenap makhluk hidup ini terkait satu dengan yang lainnya melalui hubungan
interaktif, baik secara langsung dalam jenis yang sama atau jenis serta kondisi
yang berbada. Di samping itu juga terjadi interaksi melalui pengada nirhidup
seperti air, oksigen, materi dan sebagainya.
4. Populasi
dan individu
Kelompok manusia yang sering disebut “masyarakat” manusia
sebenarnya adalah populasi manusia dari salah satu jenis (spesies) makhluk
hidup, seperti populasi harimau, populasi nyamuk dan sebagainya.
Individu merupakan ciri utama makhluk hidup yang tercipta
masing – masing individu secra berbeda – beda dengan cirinya sendiri secara
khusus. Sebenarnya tidak ada individu dari suatu jenis (spesies)) makhluk hidup
yang sama. Semua yang ada di ciptakan dengan ciri, sifat dan keindahan masing –
masing. Kalaupun ada kesamaanya, sebenarnya sekedar mirip saja, karena semuanya
memiliki keindahannya sendiri. Menurut paham amenity (amenitas) atau keunggulan dan keindahan sifat semua
pengada baik flora dan fauna sama indah dan maknanya.
E. ALAM
SUPERMAKRO
Alam semesta
atau universe mengacu pada segenap pengada (entity. Entitas), benda angkasa
atau kosmos dan segenap proses yang menyertainya. Ilmu pengetahuan yang
mempelajarinya adalah kosmologi yang banyak menggunakan peralatan fisik mekanik
seperti teleskop, juga memanfaatkan teori dari fisika-matematik, dari mana
disusun “model” dari alam semesta. Disamping itu juga dirumuskan observasi
melaui radio-teleskopi. Model ini digunakan untuk menelaah penyelidikan lebih
lanjut dan untuk mengartikan (menginterpretasikan) data astronomi yang sudah
diperoleh. Salah satu penemuan dalam model ini adalah adanya galaksi seperti
galaksi Bima Sakti (the milky way). Berbagai model yang dikenal itu mengacu
pada teori relativitas.
Dulu kalau pada
awalnya pemahaman tentang terjadinya alam semesta mengarah pada mitologi,
semacam “dongengan” yang disebut kosmogoni. Kosmologi kuno mengikuti pendapat
bahwa alam semesta itu terbatas dan berorientasi pada bumi sebagai pusatnya
(finite and earth-centered). Kemudian timbul anggapan lain, yakni bahwa alam
semesta itu menjangkau sesuatu yang tidak terbatas, tanpa permulaan dan tanpa
akhir. Jadi benda alam (galaksi, bintang, planet dan segainya) dapat berada,
tumbuh, terpecah-pecah dan berada dalam ruang tanpa batas.
Dalam
perkembangannya kosmologi mengalami perubahan, pendapat para ahli yang berbeda,
saling mendukung tetapi juga ada yang saling bertentangan. Berbagai konsep
digunakan untuk menerangkan pengertian tentang alam semesta.beberapa diantara
nama terkenal adalah Newton dengan teori gravitasi, Einstein dengan teori
relativitas.
Nebula yang
merupakan materi ruang angkasa dapat terkumpul sebagai galaksi yang merupakan
kumpulan dari bintang., diantaranya adalah Galaksi Bima Sakti dimana matahari
berada, Galaksi Andromeda yang berada relatif paling dekat dengan Galaksi Bima
Sakti, dan sebagainya.
1. Nebula
Setelah benda – benda angkasa mengalami ledakan, berjuta
tahun kemudian suhu alam raya menurun sampai 3.000 materi dan energi yang ada mengalami
terbentuknya asap dan kabut yang disebut nebula. Jadi nebula adalah seperangkat
awan yang terdiri atas asap dan kabut.
Nebula kemudian menggumpal sebagai protogalaksi. Dari
padanya terbentuklah bermacam – macam galaksi melalui proses pengkerutan dan
kondensasi. Jadi nebula yang ada merupakan nebula galaksi. Ada nebula yang
berada di sekitar Matahari yang mengalami perubahan rotasi, sehingga keluar
sebagai komet seperti benda angkasa yang bergerak (sering kali disebut bintang
berekor) karena terlihat lewatnya cahaya seolah – olah ekornya (Munitz dalam
Anom 1971).
2. Galaksi
Protigalaksi yang berasal dari kondensasi nebula akan
mengalami kontraksi dan perputaran yang makin cepat. Beberapa miliar tahun
kemudian mengalami fragmentasi menjadi apa yang disebut protobintang (protostars). Dalam mengalami
pengkerutan melalui proses grafitasi, dan dalam suhu yang relatif tinggi
terbentuklah inti fusinuklir yang menyebabkan energi berubah bentuk sebagai
panas dan sinar. Dalam hipotesisi nebula, akhirnya terbentuklah jutaan bintang
– bintang dalam berbagai bentuk yang regular maupun yang tidak teratur (irregular).
Galaksi yang teratur dianataranya adalah galaksi Bima
Sakti (milky way) di mana
matahari berada di antara 7.000 bintang di dalam galaksi yang terbentuk.
3. Bintang
Apa yang nampak di langit pada malam hari ialah cahaya
dari ribuan bintang. Bintang adalah benfa angkasa yang berukuran besar sekali,
walaupun hanya terlihat sebagai bintik cahaya yang kecil, pada umumnya
berukuran 1- 1.500.000 lebih besar dari Bumi. Bintang – bintang itu terlihat
dari teleskop yang jaraknya satu binntang dengan yang lain adalah dalam ukurang
satuan jarak tahun cahaya (light-years) yakni
lintas cahaya dalam satuan tahun atau 9 triliun km. Bintang yang terdekat
dengan bumi berjarak 4 tahun cahaya.
Bintang esbagian besar terdiri atas sekumpulan hidrogen,
di samping unsur lain seperti helium, nitrigen, besi, nikel, dan seng yang
berada dalam wujud gas.dari bintang terpancar panas, cahaya dan berbagai
radiasi energi. Energi dari bintang berasal dari reaksi fusi nuklir. Dalam
reaksi ini beberapa nukleus dari hidrogen menjadi satu yaitu helium. Energi
dari ledakan hidrogen ini sebagian berbentuk energi panas, energi cahaya dan
berbagai energi lain.
Bintang yang berbeda menunjukkan perbedaan kecerahan dan
warna. Ada yang sam dengan Matahari adal yang lebih besar dan ada juga yang
lebih kecil energinya. Kilauan ini di nyatakan dalam ukuran magnitud, setiap
bintang mempunyai magnitud absolut dan magnitud yang nampak nyata
(sesaat).bintang dapat mempunyai sedikit masa atau materi yang dapat
menghasilkan kilauan selama jutaan bahkan miliaran tahun sebelum meredup
sebagai akhir energi nuklir. Salah satu bintang yakni bintang Rigel, mempunyai
magnitud absolut.
Bagaimana bintang baru terbentuk adalah meningkatnya
tekanan dan temperatur dalam bola gas gas yang berputar mengakibatkan
terjadinya reaksi nuklir sehingga bintang baru terbentuk.
4. Matahari dan Sistem
Matahari
Matahari adalah bola sangat besar dari gas yang sangat
panas. Matahari berkilat oleh sinar dan memancarkan panas. Pancaran sinar dan
panasnya mengenai seluruh planet yang mengorbit padanya. Bola Matahari
mempunyai diameter 1,4 juta km, 1-1,5 juta lebih besar dibandingkan Bumi. Dalam
Matahari berbentuk bintik atau noda yang berbeda dari waktu ke waktu, mulai
dari adanya empat bintik sampai pada tahun 1957-1958 terlihat adanya 375 bintik
atau noda yang luas atau lebarnya dari 750 sampai 75.000 km yang terlihat
selama dua hari sampai enam minggu. Daur bintik atau noda Matahari yang banyak
itu berulang setiap 11 tahun.
Bagian luar dari bintik bola Matahari adalah photosfer
yang sangat panas, disebelah luarnya terdapat atmosfer Matahari terdiri atas
partikel gas dari berbagai unsur yang tidak sedikit unsur gas yang juga
menyelimuti atmosfer Bumi. Setiap tahun ada dua atau tiga kali Matahari
mengalami gerhana, apabila bulan berada di antara Matahari dan Bumi.
Pada saat tertentu terjadi erupsi gas dari lapisan luar
Matahari, sehingga terlihat adanya kilatan api (sun-flare). Partikel dari api
ini tersebar jauh, kadang-kadang mencapai Bumi 1-5 jam kemudian (ada kalanya
perlu waktu 20-40 jam) sehingga menimbulkan gangguan pada gelombang radio.
Kilat api itu juga mengandung sinar ultraviolet yang mencapai Bumi setelah 8½
menit.
Sebagai mana di bintang yang lain, reaksi fusi nuklir
juga berlangsung di Matahari yang menghasilkan energi dalam bentuk panas dan
cahaya dari Matahari. Sinar yang dipancarkan Matahari atau bintang yang lain)
terdiri atas spektrum sinar ultraviolet (dengan panjang gelombang yang pendek),
ke arah warna biru, hijau, kuning dan mencapai sinar inframerah dengan panjang
gelombang yang panjang.
Matahari merupakan pusat dari Sistem Matahari (Solar
System) yang dikelilingi oleh planet berupa benda angkasa yang padat dalam
berbagai ukuran dan komposisi fisik yang berbeda. Planet ini mengalami orbit di
seputar Matahari oleh pengaruh gravitasi. Planet yang ada juga mengeluarkan
kilauan yang berasal dari Matahari. Menurut jarak planet dari Matahari berturut-turut
terdapat planer Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan
Neptunus. Pluto merupakan planet kecil yang dikelompokkan dalam dwarf-planet
(planet kecil) bersama Xena dan Ceres, Tallus, Vesta dan lain-lain yang berasal
dari asteroid yang terdapat diantara Planet Mars dan Jupiter.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Kosmologi adalah Ilmu Alam Semesta
adalah ilmu pengetahuan tentang kosmos (cosmos)
atau universe. Istilah universe ditujukan kepada segenap pangada atau segenap
yang ada, yang tercipta mulai dari atom, molekul, batu metal, gas, tumbuhan,
binatang, sistem solar (Matahari) dan segala yang ada lainnya.
Terbentuknya alam semesta menjadi teka-teki yang
menyibukkan bagi umat manusia. Sejauh perkembangan teori terbentuknya alam
semesta, belum ada yang dapat membuktikan secara empirik kebenarannya. Hal ini
dikarenakan manusia adalah hal nisbi bagi alam raya. Manusia adalah sesuatu
yang sangat baru di alam raya. Maka walaupun manusia dengan susah payah mencari-cari bagaimana terbentuknya
alam semesta sering terhalang
keterbatasan pandangannya. Keterbatasan pandangan ini sangat
terikat dengan pengetahuan apriori yang dimiliki manusia. Hal ini menyebabkan bahwa pandangan tentang alam raya
sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
·
Tjasyono HK, Bayong, Ilmu
Kebumian dan Antariksa, Bandung: Rosda, 2009.
·
Purnama, Heri, Ilmu Alamiah Dasar,
Jakarta: Rineka Cipta, 2008
·
wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar