A. Latar Belakang
Sebagai umat Islam kita semua sudah sangat memahami bahwa
perintah pertama yang diterima Nabi Muhammad Saw. Dari Allah SWT adalah
"Membaca" tapi kita belum menghayati betul apa yang terkandung
dibalik perintah itu, bahwasanya semua yang telah terjadi di alam semesta ini
semua ciptaan-Nya yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an.
Al-Qur'an adalah kita suci yang diturunkan Allah kepada
Nabi Muhammad Saw sebagai wahyu sekaligus sebagai Mu'jizat dan didalamnya juga
mengandung beberapa kemu'jizatan diantaranya Al-Qur'an selalu benar dan
singkron dengan ilmu pengetahuan modern yang baru ditemukan seperti sekarang.
Al-Qur'an adalah sumber dari segala ilmu, suatu ungkapan
yang tidak hanya terdengar dikalangan umat Islam saja, tetapi juga sering
terucap juga oleh para cendikiawan dan ilmuan barat, dalam menghadapi situasi
tertentu dan tidak seorang pun dapat menyangkal bahwa dalam Al-Qur'an tidak
hanya diletakkan dasar-dasar peraturan kehidupan manusia dalam hubungan ibadah
dengan Tuhan-Nya dan Tindakan dengan alam sekitarnya, tetapi juga dinyatakan
tentang ciptaan alam termasuk manusia di dalamnya. Dan ini semua tidak lepas
dari tujuan Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya pada manusia agar manusia bisa
berpikir dan menemukan hakekat penciptaan alam dan dirinya sendiri.
"sesungguhnya dalam penciptaan tata kerja langit dan
bumi, malam dan siang, bahtera yang berlayar dilaut dan apa yang Allah turunkan
dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah matinya
dan dia sebarkan di bumi segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi, sesungguhnya terdapat tanda-tanda ke-Esaan
dan kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir".
(Qs. Al-Baqaroh : 164).
Di makalah ini penulis akan menjelaskan tentang asal usul
alam semesta di tinjau dari teks Al-Qur'an dan penelitian para ilmuah pada
realitas yang ada.
Dengan harapan
keberadaan Al-Qur'an sebagai mu'jizat bisa menjadi kepercayaan atau keimanan di
hati manusia.
B. Rumusan Masalah
Disini hal-hal yang
akan kami bahas meliputi :
1. Teori penciptaan
alam semesta.
2. Alam semesta
perspektif Al-Qur'an
3. Konsep-konsep alam
semesta.
C. Tujuan Dan Manfaat
Setelah kami merumuskan beberapa permasalahan tersebut,
maka kami mencoba membahas beberapa masalah tersebut, karena kami ingin lebih
dalam mengetahui dan memahami tentang proses terjadi alam semesta melalui
berbagai konsep yang telah disampaikan oleh beberapa ahli kaitannya dengan
proses terjadinya alam semesta yang telah disampaikan dalam Al-Qur'an sekaligus
untuk menambah keyakinan kami bahwa Al-Qur'an benar-benar kitab yang selalu
sesuai dengan keadaan zaman dimana manusia hidup dan bermasyarakat. Selain itu
agar kami dapat mengetahui bahwa Al-Qur'an tidak hanya mengajarkan keagamaan
saja, tetapi lebih dari pada itu Al-Qur'an juga mampu mengajarkan umatnya untuk
berpikir realistis dan kritis terhadap penemuan-penemuan baru dizaman ini dan
semua itu telah ada dalam Al-Qur'an bagi mereka yang berpikir.
Dengan demikian, maka makalah ini kami harapkan bisa
memberikan sedikit pengetahuan terhadap teman-teman mahasiswa lainnya sebagai
tambahan bahan kajian dalam masalah proses terjadinya alam semesta khususnya
bagi kami yang mungkin sedikit sekali mengetahui dan menyakini tentang
bagaimana alam semesta ini ada.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Penciptaan
Alam Semesta
1. Teori Kabut
Teori ini disebut istilah Nibualai teori yang bertitik
tolak dari adanya suatu kumpulan kabut yang berputar perlahan-lahan, bagian
kabut itu lama-kelamaan berubah menjadi kumpulan gas yang kemudian menjadi
struktur alam semesta ini.
Ferre Simon De Lap Lace, mengatakan bahwa alam semesta
berasal dari kabut panas berpilin, karena pilinannya itu gumpalan kabut
membentuk bentulan bulat seperti bola yang besar dimana makain kecil bola itu
makin cepat pilinannya akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan
melebar pada bagian equatornya, bahkan kemudian sebagian masa gas di equatornya
itu menjauhi dari gumpalan Intinya sehingga membentuk struktur alam semesta.
2. Teori Pasang Surut
Jeans dan Jeffri melukiskan bahwa terjadinya alam semesta
merupakan masa matahari yang lepas membentuk bentukan cerutu yang mencorok
kearah bintang akibatnya bintang makin menjauhi masa, masa tersebut
terputus-putus dan membentuk gumpalan gas disekitar matahari gumpalan-gumpalan
itulah yang kemudian membeku menjadi struktur pelengkap susunan alam semesta.
3. Teori Ledakan
Teori ini disebut dengan istilah Bang teori, bertitik
tolah pada asumsi adanya suatu masa yang sangat besar meledak dengan hebat
karena adanya reaksi inti. Masa itu kemudian berserakan dan mengembangkan
dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan.
Gamo Alfhor dan Herman mengatakan pada saat ledakan Maha
dahsyat itu terjadi semua materi terlempar ke seluruh jagat raya kesemua arah
yang kemudian membentuk bintang-bintang dan glaksi, karena tidak mungkin materi
seluruh alam itu berkumpul di suatu tempat dalam ruang tanpa gaya grafitasi
yang sangat kuat. Maka disimpulkan kemudian bahwa "Ledakan Besar" itu
terjadi ketika seluruh materi Cosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar
dan suhu yang sangat tinggi, alam semesta lahir dari singolaritas fisis dengan
keadaan ekstern.
4. Teori Ekspansi Dan
Kontraksi
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa ada suatu
siklus dari alam semesta, yaitu masa-ekspansi dan masa kontruksi yang diduga
siklus tersebut berlangsung dalam durasi 30.000 juta tahun. Dalam masa depang
ekspansi kemudian terbentuklah galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini
didukung oleh adanya tenga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada
akhirnya membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada masa kontraksi,
galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup dan unsur-unsur yang
terbentuk menyusul mengeluarkan tenaga berupa panas yang tinggi-tinggi.
Teori ini juga dikemukakan oleh Edwin Hubble, dia
menyatakan bahwa alam semesta memuai seperti gelembung gas panas yang secara
tiba-tiba melepas dari ruang hampa. Dia melakukan sebuah percobaan melalui
teropong bintang raksasa pada tahun 1929 bahwa disitu menunjukkan adanya
pemuaian adanya alam semesta. Ini berarti alam semesta merekspansi dan
ekaspansi itu menurut Gamau melahirkan sekitar 100 miliyar galaksi yang
masing-masing galaksi rata-rata memiliki 100 miliyar bintang.
5. Teori Awan Debu
Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama
Carl Font Wisaiker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan teori awan
debu yang mengemukakan bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan awan gas dan
debu. Lebih 5000 juta tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami
pemanpatan. Pada proses pemanpatan itu partikel-partikel debu tertarik kebagian
pusat awan itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama-kelamaan
gumpalan gas itu memipih bentuk cakram yang tebal dibagian tengah dan tipis
dibagian tepinya bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat dari bagian
tepinya. Partikel-partikel dibagian tengah itu kemudian saling menekan sehingga
menimbulkan panas dan menjadi pijar bagian inilah yang kemudian menjadi
matahari sedangkan bagian luar berpusing sangat cepat, sehingga terpecah
menjadi gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Bagian inilah yang kemudian
membeku dan menjadi sturuktur alam semesta.
6. Teori Planetesimal
Pada tahun 1843 sampai 1928 seorang ahli biologi bernama
Thomas C. Chamberlin dan Fores R. Molton mengemukakan bahwa matahari telah ada
sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa ada sebuah
bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya terjadilah
peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang yang sebagian dari
masa matahari itu tertari kearah bintang.
Pada waktu bintang menjauhi sebagian masa dari matahari
itu jatuh kembali kepermukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang
angkasa sekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetisimal yang kemudian
menjadi struktur alam semesta.
B. Alam Semesta
Perspektif Al-Qur'an
Dari kedua teori yang sudah disebutkan di atas, kaitannya
dengan isyarat Allah dalam Al-Qur'an bahwa alam semesta tadinya merupakan satu
gumpalan, dia berfirman dalam surat Al-Anbiya' ayat 30.
Artinya : "Tidakkah orang kafir memperhatikan bahwa
langit dan bumi tadinya merupakan satu yang padu (gumpalan) kemudian kami memisahkannya,
kami jadikan air segala sesuatu yang hidup, maka mengapa mereka tidak juga
beriman?".
Al-Qur'an tidak menjelaskan secara detail bagaimana
terjadinya pemisahan itu, namun apa yang dikemukakan di atas tentang perpaduan
alam semesta ini dibenarkan oleh para ilmuan yang telah terkenal dengan teori
ledakan besar atau Big-Bang.
Juga tentang meluasnya
alam semesta, Al-Qur'an mengungkapkan dalam surat Adz-Zariyah ayat 47 yaitu :
Artinya : "Dan
langit kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kai benar-benar
meluaskan / mengembangkannya"
Dewasa ini, meluasnya alam semesta dikenal dengan istilah
"The Expanding Universe" seperti diketahui bahwa alam semesta yang
penuh dengan gugusan bintang dan galaksi tersebut berjualan tahun perjalanan cahaya
dari bumi.
Edwin P. Hubble merumuskan bahwa galaksi-galaksi tersebut
disamping berotasi juga bergerak menjauhi bumi, sebelumnya penemuan tersebut
dianggap sebagai suatu kesalahan, tapi lam kelamaan bisa diterima oleh banyak
ilmuan. Menurut "The Expanding Universe" alam semesta bersifat
seperti balon atau gelombang karet yang sedang ditiup ke segala arah dengan
kecepatan luar biasa. Ini sesuai dengan pemaparan Al-Qur'an dalam surat
Al-Ghasyiyah ayat : 17-18.
Artinya :
"Tidakkah mereka memperhatikan bagaimana unta diciptakan dan langit
ditinggikan".
Kekuatan yang terlibat dalam pembangunan alam ini tidak
dapat dibayangkan, yaitu kira-kira terdiri dari 10.000 milyar bintang yang
masing-masing masanya sekitar massa matahari. Dan kenyataan ini menggusarkan
para fisikawan pada umumnya karena penciptaan alam ini dari ketiadannya
memerlukan adanya yang maha pencipta.
Maka disinilah letak
perbandingan konsepsi fisika tentang penciptaan alam dengan ajaran yang ada
didalam Al-Qur'an.
C. Konsepsi-Konsep Alam
1. Konsepsi Alam
Semesta Newton
Di dalam galaksi, terdapat 100 milyar bintang yang ada
umumnya sebesar matahari, sampai pada abad ke-20 orang masih beranggapan bahwa
alam kita ini tidak mempunyai batas atau tidak terbatas, dan oleh karenanya
besar alam ini tidak terhingga, sebab apabila ia terbebas akan "Mata
Bintang-Bintang" yang ada ditepi, yaitu yang dekat dengan perbatasan
tersebut tentunya hanya akan mengalami tarikan gaya gravitasi ke satu sisi
saja, yakni ke pusat alam semesta karena sisi tepi hampir tidak ada bintangnya,
jadi bintang-bintang di tepi akan bergerak ke pusat dan akan berkumpul disana,
jika waktu yang cukup lama memberikan kesempatan untuk berlangsungnya proses
menyatu itu dan alam tanpa batas itulah yang menjadi ajaran Newton.
Disamping itu perkembangan ilmu kimiawi yang sejak lama
mengkaji proses-proses kimiawi mengajarkan bahwa dalam reaksi yang bagimanapun
materi itu kekal. Maka bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa konsepsi Newton itu
adalah besarnya alam semesta tidak terhingga dan materinya tidak akan pernah
tiada, eksistensi alam ini juga tidak terhingga lamanya.
Konsepsi Newton ini telah menghancurkan konsepsi kuno
yang menganggap bahwa alam ini dikelilingi oleh bola langit yang raksasa tempat
menempelnya bintang-bintang. Namun, konsepsi Newton bertentangan dengan
kenyataan observasi abad ke-20, serta ajaran Agama yang menyatakan bahwa alam
semesta tidak kekal, dan diciptakan Tuhan pada saat tertentu. Konsepsi kuno itu
pun juga salah bahwa bola langit yang dipercayai keberadaannya tidak berkembang
atau tidak meluas itu bertentangan dengan Al-Qur'an surat Adz-Zaariyaat ayat
47.
karena memang janggal kalu semua bintang-bintang berada
dipermukaan bola langit. Ayat ini pula yang membantah konsepsi Newton tentang
tidak terhingga alam semesta, sebab sesuatu yang tidak terhingga besarnya
seperti alam konsepsi Newton, tidak dapat dibesarkan atau diluaskan lagi begitu
pula tentang kekekalan alam semesta tersebut. Ia dibantah oleh Al-Qur'an yang
menjelaskan scenario hancurnya alam semesta dalam surat Al-Anbiya', ayat : 104
:
"Pada Hari kami gulung ruang waktu (alam semesta)
laksana menggulung lembaran tulis, sebagaimana kami telah memulai awal
penciptaan, itulah janji yang akan kami tepati, sesungguhnya kamilah yang akan
melaksanakannya".
Disitulah sebenarnya
arti dari kata kalimat yang akan terjadi pada waktu yang Allah tentukan, dan
itu pun terjadi secara rahasia, dan tiba-tiba, serta waktunya sudah dekat.
Seperti yang digambarkan dalam Al-Qur'ansurat Al-Mu'min ayat : 59 yaitu
"Sesungguhnya hari
kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan
manusia tidak beriman (mempercayainya)".
2. Konsepsi Alam
Semesta Einstein
Berbeda dari Newton, Einstein mempunyai sebuah konsepsi
yang didasarkan pada fisika relativistic yang dikembangkannya sejak tahun 1905
dalam kegiatannya mengembangkan teori relativitas umum Einstein menemukan bahwa
ruang alam mengalami kelengkungan sebagai akibat dari adanya grafitasi yang
ditimbulkan massa materi yang berada di dalamnya. Dalam penelitiannya yang
lebih seksama dan melibatkan jarak kosmologis yang cukup besar, serta gaya
gravitasi yang cukup kuat seperti yang ditimbulkan oleh matahari, prediksi
Einstein itu tampak nyata.
Menurut Einstein alam kita ini melengkung sedemikian rupa
sehingga ia menutup pada dirinya sendiri dan alam semesta menurut Einstein
tidak terbatas, namun besarnya sehingga bergantung pada besar jari-jarinya.
Menurut konsepsinya, sekalipun ada gerakan-gerakan dan perubahan-perubahan di
alam semesta secara keseluruhan alam semesta tidak berubah. Dan konsepsi ini
hancur ketika Edwin Hubble yang menggunakan teropong bintang besar menemukan
teori ekspansi. Karena memang apa yang dikemukakan Einstein tidak sesuai dengan
Al-Qur'an surat Adz-Zariyaat ayat 47, di penjelasan terhadulu. Dalam ayat itu
jelas dinyatakan bahwa Allah meluasa langit dan Allah membesarkan ruang alam
itu, sehingga alam ini tidak statis seperti yang dikatakan Einstein.
3. Konsep Alam Semesta
Dalam Al-Qur'an
Konsep-konsep alam semesta dalam Al-Qur'an sangat banyak
dan berfariasi tergantung dari pengetahuan mufassirnya. Al-Qur'an dengan
ayat-ayatnnya diturunkan 15 abad yang lalu mengandung uraian secara garis besar
tentang penciptaan alam semesta, seperti yang sudah disebutkan di depan semua
itu semata-mata sebagai bimbingan dan petunjuk bagi manusia tentang kekuasaan
Allah sesuai dengan ayat 190 surat Ali Imron yaitu kategori "Ulum
Albab".
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta
silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
para Ulum Albab". Yang dilanjutkan dalam ayat 191 surat Ali Imron
Berikutnya :
"Yakni mereka yang mengingat (berzikir kepada) Allah
ketika berdiri, sambil duduk, dan sambil berbaring, serta memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ya Tuhan kami, tidaklah engkau
menciptakan ini semua dengan sia-sia, Maha Suci Engkau. Maka peliharalah kami
dari adzab Neraka".
Proses kejadian alam ini satu persoalan yang menarik
sejak dari zaman dahulu hingga ke hari ini. Manusia masih ingin mencari
kepastian asal usul kejadian alam ini. Bagaimana proses kejadiannya. Bagaimana
alam ini terjadi dan diciptakan. Manusia masih tercari-cari jawapannya. Manusia
tidak jemu-jemu dengan segala usaha dan kemahiran yang ada untuk mencari
jawapannya. Ahli-ahli sains hari ini dengan teknologi tinggi dan canggih masih
terus berusaha untuk mencari rahsia kejadian alam ini.
Allah yang menciptakan alam ini tidak membiarkan manusia
untuk mencari jawapannya kerana Dia Maha Mengetahui akan kelemahan hambaNya.
Kelemahan manusia sungguh banyak contohnya kita tidak boleh menjelajah jauh ke
seluruh pelusuk alam untuk mengetahui keadaan sebenar seluruh alam. Apa yang
manusia boleh lakukan hanya meramalkan berdasarkan dengan sedikit ilmu yang ada
pada ketika itu. Mungkin betul dan mungkin juga salah. Oleh kerana itulah Allah
telah memberitahu manusia jawapan bagaimana dan siapa yang menciptakan alam
ini. JawapanNya diterangkan di dalam al Quraan melalui RasulNya. Di dalam al
Quraan yang suci Allah menyebutkan Dialah yang menciptakan alam semesta ini
dengan kekuasaan dan kehendakNya. FirmanNya yang bermaksud:
"Dan Dialah menciptakan langit dan bumi dengan
benar. Dan benarlah perkataanNya diwaktu Dia menyatakan, Jadilah lalu
terjadilah', dan di tanganNyalah segala kekuasaaan diwaktu sangkakala ditiup.
Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi
Maha Mengetahui"( Surah al Anaam: 73)
Allah telah menciptakan langit dan bumi ini melalui
proses-proses yang dikehendakiNya. Sebahagian daripada proses-proses kejadian
alam ini telah diterangkan oleh Allah dengan jelas di dalam Al-Qur’an. Allah
telah menerangkan bahawa kejadian langit dan bumi ini asalnya daripada satu
yang padu, kemudian dipisahkan menjadi langit dan bumi. Firman Allah yang
bermaksud:
"dan apakah orang-orang kafir itu tidak melihat
bahawasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (satu
unit penciptaan), kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakan mereka tiada juga
beriman?". (Surah Al-Anbia: 30)
Ayat ini menerangkan asal kejadian alam semesta, terdapat
tiga maklumat penting yang terkandung di dalam ayat ini berkaitan dengan
kejadian alam semesta(Dr.Zakaria Awang Soh,1990)
1. Bahan yang membentuk
alam semesta ini merupakan satu entiti (suatu yang wujud) tunggal.
2. Keseluruhan alam
semesta, langit dan bumi adalah tercantum dalam satu unit.
3. Pemisahan berlaku
secara sistematik untuk menghasilkan hukum-hukum fizikal dan peningkatan jirim
(ordering matter).
Perkataan "ratq" membawa maksud memadukan
unsur-unsur menjadi satu jasad yang padu. Jasad yang padu inilah yang menjadi
asal mula alam. Perkataan "fatq" membawa maksud dipisahkan atau
dipecahkan. Jasad yang padu tadi kemudiannya melalui proses pemisahan.
Bagaimana proses pemisahan itu tidak dapat dijelaskan. Jika dilihat kepada alam
semesta yang wujud hari ini menggambarkan proses pemisahan ini berlaku dalam
satu kuasa pemisahan yang sungguh hebat dan amat kuat.
Di dalam ayat tersebut, langit dan bumi pada status
pertamanya adalah berbentuk ratq. Kedua-duanya di pisahkan (fataqa) dengan
kemunculan satu dari yang satu lagi. Dalam perkataan lain, setiap benda
termasuk langit dan bumi yang masih belum diciptakan lagi, juga termasuk di
dalam titik tunggal ini dalam keadaan ratq. Titik ini kemudiannya meletup dalam
satu letupan yang besar, menyebabkan materialnya menjadi fataq dan proses ini
membentuk keseluruhan struktur alam semesta. Apabila kita membandingkan
pernyataan di dalam ayat Al-Qur'an di atas dengan penemuan saintifik, kita
mendapati bahawa kedua-duanya berada dalam keserasian yang sempurna di antara
satu sama lain. Apa yang cukup menarik perhatian ialah penemuan ini tidak
diketahui sehingga abad ke 20.Dalam Al-Qur'an yang diwahyukan 1400 tahun lalu,
ketika pengetahuan tentang astronomi masih sedikit, fakta mengenai pengembangan
alam semesta telah diterangkan seperti berikut;
Dan langit itu Kami
bina dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.
(Surah az-Dzariyat;47)
Perkataan 'langit' yang
dinyatakan dalam ayat di atas digunakan dalam banyak tempat dalam Al-Qur'an
yang bermaksud ruang angkasa dan cakerawala. Di sini sekali lagi, perkataan ini
digunakan untuk maksud ini. Dalam perkataan lain, Al-Qur'an mendedahkan hakikat
mengenai proses pengembangan alam semesta. Dan ini merupakan puncak kesimpulan
yang diputuskan oleh dunia sains hari ini.
Sehingga penghujung abad ke 20, pandangan yang paling
masyhur dalam dunia sains ialah bahawa 'alam semesta mempunyai sifat konstan
(statik) dan telah wujud tanpa keterbatasan masa'. Kajian, pemerhatian dan
pengiraan yang dijalankan melalui seluruh insfranstruktur teknologi moden,
sebenarnya telah menunjukkan bahawa alam semesta telah wujud dalam masa yang
terbatas dan berkembang secara konstan.
Pada permulaan abad ke 20, seorang ahli fizik Russia
Alexander Friedmann dan ahli kosmologi Belgium George Le'maitre telah membuat
pengiraan secara teori bahawa alam semesta adalah dalam keadaan pergerakan yang
berterusan dan ia sebenarnya berkembang.Fakta ini juga telah dibuktikan melalui
data dari pemerhatian yang dijalankan pada tahun 1929. Edwin Hubble seorang
ahli astronomi Amerika yang membuat pemerhatian di langit dengan menggunakan
teleskop, mengisytiharkan bahawa bintang-bintang dan galaksi-galaksi bergerak
menjauhi antara satu sama lain secara berterusan. Sebuah alam semesta di mana
semua benda di dalamnya secara konstan bergerak menjauhi sesama mereka, jelas
menggambarkan pengembangan alam semesta itu.
Pemerhatian yang dijalankan dalam tahun berikutnya
mengesahkan bahawa alam semesta adalah berkembang secara berterusan. Fakta ini
telah di jelaskan dalam Al-Qur'an ketika mana hal ini masih belum lagi pernah
diketahui oleh manusia. Ini adalah kerana Al-Qur'an adalah kalam Tuhan, maha
Pencipta dan Pemerintah bagi seluruh alam semesta.Proses pembentukan alam ini
berlaku secara bertahap-tahap selepas dari pemisahan itu dan disebut di dalam
Al Qur’an yang bermaksud;
"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan
langit itu masih merupakan asap lalu Dia berkata kepadaNya dan bumi, Datanglah
kamu keduanya menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa keduanya
menjawab 'kami datang dengan suka hati' Maka Dia menjadikan tujuh langit dalam
masa dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan kami
hiasi langit yang dekat dengan bintang yang cemerlang dan Kami perliharanya
dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui."(Surah Al Fushilat:11-12)
Seluruh proses kejadian
alam ini berlaku secara sistematik dengan ukuran yang rapi dan tepat seperti
yang disebut di dalam al Qur’an
"Sesungguhnya Kami
menciptakan tiap-tiap sesuatu menurut takdir (yang telah ditentukan)."
(Surah Al Qamar :49).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua paparan di depan kami dapat menyimpulkan bahwa
kemukjizatan Al-Qur'an benar-benar ada, terbukti dengan adanya kesingkronan
antara penjelasan Al-Qur'an tentang ilmu alam dan penelitian-penelitian para
ilmuan barat yang sudah menemukan bukti-bukti nyatanya, nah, disinilah dpat
kita yakini bahwa Al-Qur'an itu memang benar-benar murni wahuu dan firman
Allah, bukan semata-mata buatan Nabi Muhammad seperti anggapan non Islam pada
umumnya, melainkan Al-Qur'an adalah wahyu Allah kepada Nabi Muhammad sebagai
mu'jizat dan bukti kenabiannya.
Dalam Al-Qur'an terdapat banyak ilmu, ilmu fiqih, ilmu
bahasa, ilmu kalam, ilmu etika, dan ilmu-ilmu lainnya, dimana memang dari
tujuannya Al-Qur'an adalah sebagai pembimbing dan penuntut umat manusia, terutama
umat Islam sendiri sebagai pemilik Al-Qur'an.
Dan meskipun Al-Qur'an tidak menjelaskan secara detail
bagaimana terjadinya penciptaan alam semesta, namun apa yang ada dan yang
disampaikan Al-Qur'an dalam ayat-ayatnya sudah dibenarkan diakui oleh para ilmu
barat. Sehingga banyak para fisikawan yang tertarik untuk mempelajari Al-Qur'an
lebih dalam karena meskipun Al-Qur'an sudah 15 abad yang lalu diturunkannya
tapi Al-Qur'an selalu bisa menyesuaikan teks-teksnya dengan zaman, dan sampai
sekarang belum ada yang bisa mengalahkan satu ayat pun yang ada didalam
Al-Qur'an.
Diantara ayat-ayat yang menjelaskan tentang kejadian alam
dalam Al-Qur'an sedikit sudah kami sebutkan di depan yaitu tentang awal
penciptaan dunia, yang bersangkut paut dengan teori-teori ahli astronomi dan
teori-teori ilmuah lain seperti Einstein, Newton, Edwin P. Hubble dan Gamow,
namun terdapat beberapa perbedaan dalam teori mereka, dan yang sepenuhnya benar
hanyalah Al-Qur'an itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar