Kata
dasar bersih memiliki makna tidak bernoda,tidak kotor melainkan suci.Kata
inilah yang sering dikaitkan dengan sesuatu yang baik. Semisal ,Pemerintahan
yang bersih (clean governance) adalah penggambaran pemerintahan yang bebas dari
KKN. Ada lagi istilah lingkungan yang bersih dan sehat (clean &
green).Istilah ini mengacu pada kondisi dimana manusia bisa hidup dengan nyaman
di lingkungan yang hijau karena penuh tetumbuhan, bisa menghirup nafas tanpa
kuatir udara tercemari, minum tanpa takut air terkontaminasi. Bahkan untuk
menggambarkan hati manusia yang tidak bersarang didalamnya kebenciaan, iri
dengki, amarah dan sejenisnya digunakanlah kata bersih hati.
Dalam
konteks prilaku hidup-bersih- di sini berarti terhindarnya kehidupan manusia
dari hal-hal kotor yang merusak kesehatan dan kenyamanan hidupnya. Baik
lingkungan dimana mereka tinggal maupun pikiran itu sendiri. Prilaku hidup
bersih dan sehat berarti mereka melakukan kehidupannya dengan penuh cinta
terhadap kelestarian lingkungan dan kesehatan. Tidak membuang sampah
sembarangan, mengelolah alam sesuai fungsinya, melestarikan keanekaragaman
hayati , makan-makanan yang bersih dan terhindar dari aneka racun kimiawi
adalah sebagian kecil dari prilaku dan hidup sehat tersebut.
Sekolah
yang merupakan gerbang utama ilmu pengetahuan dan tempat transfer informasi,
mendapat tugas berat untuk menyadarkan setiap warga sekolah, baik guru,
Karyawan , orang tua siswa dan siswa sendiri untuk sadar dan berusaha menjaga
dan memelihara lingkungan hidup sekitarnya agar terpelihara dengan baik.
Karena
begitu pentingnya sikap hidup yang bersih ini, maka kesadaran itu sepatutnya
dibangun sejak dini.Sebagai sebuah mini society – tempat berkumpulnya manusia
dari berbagai latar belakangan lingkungan alam,budaya, suku, agama dan
kepentingan – sudah selayaknya jika kesadaran itu disemaikan di sekolah. Proses
penyemaian kesadaran berlingkungan yang bersih dan sehat tidak hanya menjadi
tanggungjawab guru, melainkan semua komponen sekolah (stock and stake holder).
Karena keberhasilan pembentukan budaya peduli lingkungan dan bersih ini tidak
hanya ditentukan oleh lingkungan sekolah namun juga lingkungan dimana murid
tinggal.Lingkungan adalah lahan praktik nyata bagi implementasi prilaku hidup
bersih dan sehat yang didapat di sekolah.
Lebih
lanjut,penyadaran ini dapat dilakukan dengan jalan membangun kesadaran akan
arti penting kelestarian alam bagi kehidupan kita di masa mendatang. Hal kecil
yang bisa kita lakukan misalnya membuang sampah pada tempatnya. Ini adalah
pekerjaan yang sangat mudah, namun sayang sekali jikalau kesadaran terburuk di
sekolah adalah : membuang sampah sembarangan . Karenanya budaya membuang sampah
pada tempatnya adalah pekerjaan kecil yang kita tanamkan pada murid sejak dini.
Meski tergolong sederhana namun prilaku ini memiliki dampak lingkungan yang
sangat besar di masa mendatang.
Contoh
implementasi yang sederhana lagi misalnya anak dibimbing untuk mencintai
lingkungan dengan jalan merawat sebuah pohon hingga pohon itu tumbuh subur dan
bermanfaat bagi lingkungan.Menanam pohon-pohon produktif, atau buah-buahan di
sekolah adalah contohnya. Dalam kegiatan ini anak secara tidak langsung akan
melakukan aktifitas menyelamatkan lingkungan. Bagimana mereka merawat tanaman
hingga bisa tumbuh subur, mengobati jika kena penyakit, bahkan melindunginya
dari tangan jahil yang ingin merusak. Kegiatan inilah yang akhirnya akan
membentuk jiwa peduli lingkungannnya.
Program
satu murid satu pohon di sekolah bermanfaat selain memberikan oksigen yang
dapat menimbulkan kesegaran juga dapat menambah keindahan,keasrian, kesejukan
dan kenyamanan dalam melakukan aktifitas belajar mengajar baik didalam kelas
maupun di luar kelas.
Atau
sekolah bisa bekerja sama dengan LSM yang berkecimpung dengan lingkungan
(WALHI,Green Peace,WWF) atau stake holder yang peduli terhadap lingkungan untuk
datang ke sekolah memberikan pelatihan . Hal ini juga akan menjadi alternatif
bagi sekolah yang tidak memiliki dana atau kemampuan yang cukup untuk
memberikan hal-hal seperti di atas. Sehingga, dengan cara ini tidak menjadi
sesuatu yang memberatkan bagi sekolah. Anak-anakpun masih dapat ilmu tentang
kepedulian lingkungan dan dampaknya terhadap kelangsungan ekosistem yang ada
didalamnya dimasa mendatang.
Mengingat
kesadaran lingkungan memiliki tujuan pokok untuk melahirkan prilaku yang peduli
lingkungan,maka pembelajarannya haruslah dapat menggugah kepedulian lingkungan
melalui tindakan nyata sebagaimana diberikan contoh diatas.Jika kesadaran
berprilaku sehat dan bersih ini sudah tertanam dengan baik, maka sekolah
Adiwiyata bukan lagi isapan jempol semata. Sekolah adiwiyata tidak hanya
diindikasikan oleh lingkungan sekolah yang penuh tanaman hijau, bak sampah
bertaburan dimana-mana.Lebih dari itu, yaitu prilaku hidup sehat dan bersih
seluruh komponen sekolah dalam mewujudkan lingkungan yang nyaman,
berkesinambungan dan bebas dari kerusakan lingkungan. Inilah sesungguhnya
filosofi yang seharusnya mendasari sekolah adiwiyata itu.
Kesadaran
ini tidak bisa dicetak instan begitu saja.Yang sering terjadi anak “bersandiwara”
seolah-olah menjadi peduli lingkungan, hidup bersih dan sehat karena sekolahnya
akan ikut lomba UKS .Setelah lomba UKS selesai, selesailah hidup bersih ,sehat
dan mencintai lingkungannya tadi. Sekolah kembali menjadi semrawut, kotor dan
tidak terurus.
Cara
atau metode ini sudah basi, seharusnya dihilangkan dari benak pendidik.Karena
yang kita butuhkan adalah implementasinya dilapangan bukan dihadapan juri lomba
UKS. Anak dibiasakan hidup sehat,buang sampah pada tempatnya, mengkonsumsi
makanan bersih dan halal, mencintai lingkungan,menanam dan merawat tanaman,
melakukan penghijauan dan mendukung program penanggulangan pemanasan global
(Global Warming).
Karena
sifatnya yang universal, maka proses penumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan
hidup ini tidak perlu dijadikan kurikulum tersendiri. Kesadaran ini bisa
diselipkan di pelajaran-pelajaran yang diajarkan disekolah. Sebagai contoh,saat
anak belajar Agama, maka kesadaran ini bisa ditumbuhkan dari pola hubungan
saling menghormati sesama makluk ciptaan Tuhan.Ketidakpedulian terhadap
lingkungan adalah awal dari sebuah kehancuran. Pembahasan ini dapat mengacu
berlandaskan ayat dan hadist seperti QS 16:14,66, QS 21:107″tidaklah aku utus
engkau kecuali kecuali sebagai rahmatan lil’alamin dan QS 30 :41 “Telah nyata
kerusakan di daratan dan di lautan akibat tangan manusia”….barang siapa
diantara orang Islam yang menanam tanaman maka hasilnya yang dimakan akan
menjadi sedekahnya, dan hasil tanaman yang dicuri akan menjadi sedekah. Dan
tidaklah seseorang pun mendermakan tanamannya, maka akan menjadi sedekahnya
sampai hari kiamat (HR Muslim). Contoh lain Pada mata pelajaran Biologi.
Kesadaran akan arti penting lingkungan dan hidup sehat dan bersih bisa
diselipkan di kelestarian hayati, akibat deforestasi, dan lain sebagainya.
Lebih
jauh anak juga di beri penjelasan akibat langsung yang akan mereka terima jika
tidak peduli terhadap lingkungan ,tidak berprilaku hidup bersih dan sehat.
Visualisasikan banjir bandang,tanah longsor yang merenggut ratusan nyawa, dan
bencana alam lain yang disebabkan oleh kelalaian manusia terhadap kelestarian
lingkungannnya.
Disamping
itu,juga terdapat dampak besar lainnya yang kita kenal dengan Global Warming
(pemanasan global). Bangun kesadaran anak melalui dampak yang ditimbulkannya,
visualisasikan bagaimana dampak yang akan muncul jika gunung es di kutub utara
meleleh,naiknya permukaan air laut, naiknya suhu, badai,sinar ultraviolet dan
sederet dampak pemanasan global lainnya. Insyaallah, contoh dan dampak
lingkungan yang lebih hidup (visualisasi melalui gambar,film) akan menyentuh
kesadarannya. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar